Memandang Ibadah Puasa Dalam Segi Syari'at Tariqat Dan Haqiqat

Mereka tidak ingin membatalkan puasanya meskipun sudah berbuka. Artinya, secara lahiriyyah sudah berbuka tetapi ia masih tetap memuasakan pikirannya, suasana batinnya untuk tidak memusatkan sesuatu yang selain Allah SWT, memuasakan ingatannya untuk mengingat sesuatu yang selain Allah, memuasakan keinginannya selain keinginan untuk bertaqarrub ke hadzirat ALLAH, memuasakan harapan - harapannya untuk berharap selain ridha Allah SWT.

Sedetik pun ia tidak mau membatalkan puasanya meskipun sudah berbuka secara fisik. Ia merasa puasanya batal manakala berkeinginan selain keinginan tunggalnya mencapai mardhatillah.

Mereka tidak tertarik lagi dengan janji pahala yang berlipat ganda di dalam bulan Ramadhan, karena menjalankan puasa bukan mencari pahala, seperti orang-orang awam pada umumnya. Ia sudah masuk kategori pengamal puasa khawashul khawash, yang tidak lagi berharap pahala atau berkah, karena satu-satunya harapan mereka hanyalah perjumpaan dengan Allah.

Ia menjalankan ibadah puasa bukan karena ingin masuk surga atau takut masuk neraka. Ia juga menjalankan puasa bukan untuk memperoleh berkah kehidupan dunia dan akhirat. Bagi mereka perbedaan dunia dan akhirat sudah sedemikian tipis sehingga tidak lagi terbuai dengan janji-janji orang terhadap Ramadhan. Bagi mereka ambilah itu surga, ambilah semuanya, mereka sudah cukup hanya memiliki dan hidup di dalam genggaman ALLAH.

Puasa para ahli hakikat sama sekali tidak pernah merasakan sebagai suatu masalah seperti beban, lapar, dahaga, dan pembatasan fisik lainnya. Bagi mereka puasa, sebagaimana kewajiban-kewajiban keagamaan lainnya seperti shalat dan ibadah lainya, akan tetapi lebih dirasakannya sebagai sesuatu amalan spiritual yang maha indah dan nikmat. Mereka merasa nyaman dengan berbagai ritual keagamaan sehingga tidak terasa lagi puasa itu sebagai sebuah kewajiban tetapi sebagai kesenangan batin. Semoga kualitas puasa kita semakin meningkat. Selamat menikmati bulan puasa!
Pages :123